Setelah baca Oeroeg karya Hella S. Si Oncom jadi keranjingan baca buku klasik ala orang-orang Londo yang nyeritain tentang nasib-nasib bangsa jajahannya. Oeroeg yang kayak gimana sih. Sok baca atuh ringkasannya disini.
Habis itu si oncom mau nyari buku lainnya yaitu Max Havelaar karya Multatuli. Walaupun kismin bin kere, si Oncom bela-belain beli buku karya Multatuli yang terkenal seantero dunia ntuh. Hayoh yang pelajaran Sejarahnya dulu suka nyontek, yang suka nyogok, pasti sering denger pan nih kata-kata Multatuli & Max Havelaar??teteeereeeettt..benar kawan-kawan Multatuli itu nama pena dari seorang Belanda yang aslinya namanya adalah Eduard Dewes Dekker. Sedang Max Havelaar itu adalah judul bukunya.
Sebagus apa sih nih karyanya ampe masuk ke pelajaran sejarah Es-De kita?? ya tentu saja ratu biawak penasaran dong yah. Maka dicarilah ni buku sampe sutris. Dan ternyata emang susah yaaa..aduh..
Pertama, muter-muter di kawasan buku-buku bekas yang terkenal di daerah kota B. Gak dapet dong. Meeennn..kesel deh kalo lagi penasaran terus ga dapet penawarnya. Tapi, Akhirnya mah si oncom dapet di sebuah toko buku di kota B yang ngejual buku-buku bekas berbahasa Inggris. Alhamdulillah..nih kira-kira cover bukunya kayak begini :
Max Havelaar karya Multatuli |
Jadi ni buku tulisannya bahasa Inggris gitu deh. Walaupun bahasa Inggris si Oncom ini berada dalam kata "tiarap", tapi karna penasaran ya dibela-belain baca, tentunya sambil buka google translate dong ya..weeew..
Dannnnn..ternyataaaaa..buku ini :
BAGUS............
Jadi ceritanya tuh tentang pemerintahan Belanda yang korup di Jawa. Juga kehidupan bangsa Indonesia khususnya ditanah Jawa yang lebih baik mati daripada di siksa terus. Kalo kepanjangan judulnya sih Max Havelaar, of de koffi-veilingen der Nederlandsche Handel-Maatschappy atau dalam bahasa Inggrisnya Max Havelaar : Havelaar: Or the Coffee Auctions of the Dutch Trading Company. Dari judulnya pun kita tau bahwa ini menceritakan tentang pajak kopi dan pajak-pajak lainnya yang bikin berat pribumi.
Emang sih di awal-awal emang bete bacanya soalnya biasalah sastra orang bule kan begitu, suka lebay, ga to the point, ga blak-blak-an, berpuitis ria, dan panjang-panjang kalo nyeritain sesuatu teh. Tapi ya namanya juga buku jaman dulu, lama-lama dibaca oke juga. Terutama pas bagian roman Saijah dan Adindanya itu. Huuu sedih banget deh..
"Kerbau satu-satunya diambil juga"-->edan ni bagian paling ngeselin, dimana kebo milik keluarga Saijah yang jadi harta satu-satunya setelah satu persatu sawah ladang dan sebagainya diambil, dan yang bikin sebel itu diambil sama para regen (pejabat pribumi). Ciiiiiihhh dari dulu sampe sekarang emang ya pejabat pribumi itu paling busuk. Makan daging sodara sendiri..eeuuggh kesel deh gue..kekeke.
Dari buku ini sih ya, gua bisa menyimpulkan bahwa, jaman sekarang sama jaman dulu sih sama aja atau malah lebih parah. Soalnya yang ngejajah bukan cuma Belanda doang dan mainnya lebih smooth. Para pejabat pribumi lebih busuk, penjilat, pengkhianat, juga korup. Terus pajak-pajak ternyata sama aja, cuma beda nama hungkul. Herannya yang bikin pajak bukan bangsa asing tapi bangsa sendiri. Lebih parah bukan?
Dan yes sekali lagi, dari buku ini menunjukkan betapa hebatnya kekuatan tulisan. Pramoedya Ananta Toer bilang sendiri buat buku ini bahwa "The book that killed colonialism". Buku ini juga membakar semangat kemerdekaan di Afrika dan beberapa bagian negara lainnya. Wow.
Oh iya, buku ini udah diterjemahkan dalam 34 bahasa. Dan kenapa Pak E.D Dekker memakai nama Multatuli? ternyata arti Multatuli itu sendiri adalah "Saya tidak berdaya".
"Ya, aku bakal dibaca"
" Aku bakal dibaca oleh negarawan negarawan yang berkewajiban memperhatikan tanda tanda zaman"
"Aku bakal dibaca oleh sastrawan sastrawan yang begitu banyak dijelek jelekan orang"
" Aku bakal dibaca oleh anggota-anggota perwakilan rakyat yang harus mengetahui apa yang bergolak dalam kerajaan besar di seberang lautan, yang sebagian dari Kerajaan Belanda .. Maka akan kuterjemahkan bukuku dalam bahasa Melayu, Jawa, Sunda, Alifuru , Bugis, Batak.. "
( Multatuli - Max Havelaar )
"Aku bakal dibaca oleh sastrawan sastrawan yang begitu banyak dijelek jelekan orang"
" Aku bakal dibaca oleh anggota-anggota perwakilan rakyat yang harus mengetahui apa yang bergolak dalam kerajaan besar di seberang lautan, yang sebagian dari Kerajaan Belanda .. Maka akan kuterjemahkan bukuku dalam bahasa Melayu, Jawa, Sunda, Alifuru , Bugis, Batak.. "
( Multatuli - Max Havelaar )
PS : Waktu SMP, ada temen SMP gua yang katanya cucunya (apa cicitnya ya) Multatuli. Orangnya kurus dan emang keliatan agak-agak bule gitu. Agak pendiam. Terus dia suka di bully dan diceng-cengin sama anak-anak bandel SMP gua. Gua sebel banget tuh sama anak-anak yang suka ngebully dia. Meeen lo kalo ga ada kakeknya lu ga akan bisa sekolah kayak begini, dan bisa jadi bukan dia yang dibully elo, malah elo yang dibully sama dia kali.
PS lagi : ternyata katanya bukunya ada di Gramed..
PS lagi lagi : harus baca kayaknya, jangan ngaku orang Indonesia kalo belum baca