Theme Preview Rss

Oeroeg


Ini kisah klasik karya orang Walanda namanya Hella S. Haasse. Terbit tahun 1948 waktu negara kita ini lagi rame-ramenya merdeka dan agresi militer Belanda (bener ga sih?). Bukunya sendiri ga banyak cingcong, singkat padat dan jelas.

Kisahnya tentang dua orang anak yang berbeda warna kulit, yang satu mah Eropa yang satu lagi mah Indonesia. Waktu kecil mereka sering bermain sama-sama dan ga ada pikiran bahwa mereka itu berbeda, tapi justru pas udah gede mereka berpisah karena perbedaan itu. Sederhana, tapi nyessss.

Kisah Oeroeg ini merupakan intrepetasi dari si penulisnya yang ga bisa menghapus kenangan masa kecilnya di tanah air kita, juga kerinduan akan cantiknya bumi Indonesia itu sendiri.

Yang paling gua suka dari buku ini adalah si pengarangnya bisa menggambarkan sifat dan watak orang-orang Indonesia dengan sangat baik padahal manehna teh orang Walanda. Contohnya tentang orang-orang Indonesia yang kebanyakan punya tulisan tangan yang sangat bagus yang menandakan bahwa secara naluriah mereka punya jiwa artistik yang tinggi. Contoh lainnya itu jika anak-anak Eropa suka mengumpulkan serangga untuk di koleksi, sedang anak-anak pribumi senang mengumpulkan serangga buat permainan aduan. 

Sempet ada pelemnya juga tahun 1993, cuma jalan ceritanya beda gitu deh. Ada si Ayu Azhari yang masih muda dan semok jadi emaknya Oeroeg. Jalan ceritanya lebih ke kritik tentang perbedaan warna kulit yang mana orang-orang ras pribumi bener-bener ga dihargai seperti orang-orang ras kulit putih.

Film Oeroeg tahun 1993
Penutup terakhir dari buku ini yang gua suka adalah pertemuan terakhir mereka yang sudah dewasa di Danau Hitam. Si anak Eropa udah jadi insinyur, sedang si Oeroeg jadi seorang dokter yang juga pejuang nasionalis. Si anak Eropa keukeuh pengen balik ke Indonesia walaupun situasinya bahaya. Pas balik dia sempet ke rumah lamanya yang udah luluh lantak, demikian juga daerah sekitarnya yang dia kenal sangat cantik udah hangus akibat perang.

Dalam perjalanan nostalgia itu, si anak Eropa sempet ke Danau Hitam dimana waktu dia kecil sempet tenggelam dan diselamatkan oleh Bapaknya Oeroeg yang namanya Deppoh. Dalam usaha menyelamatkan si anak Eropa ini, Deppoh alias bapaknya Oeroeg meninggal.

Ternyata tak disangka, di Danau Hitam itu dia ketemu lagi sama Oeroeg Dewasa, yang tentu saja si anak Eropa udah gak ngenalin mukanya Oeroeg. Saat itu Oeroeg mau menjadikan si orang Eropa ini tawanan perang, tapi karena dia tau bahwa ni anak adalah teman kecilnya dahulu kala, Oeroeg melepaskannya terus nyuruh cepet-cepet pergi sebelum ketauan sama yang lain.

Si anak Eropa ini menuruti perintah Oeroeg, tapi perasaannya campur aduk. Dalam pertemuan yang cuma beberapa menit itu dia senang ngeliat Oeroeg yang udah dewasa, sekaligus sedih karena mereka gak bisa bersahabat dan bersama-sama lagi seperti waktu kecil. Fakta bahwa keluarga Oeroeg, sang pribumi telah menyelamatkan hidupnya 2 kali di Danau Hitam. Satu kali oleh ayah Oeroeg ketika masih kecil yang menyebabkan Oeroeg jadi anak yatim, satu lagi oleh Oeroeg sendiri.

Akhirnya si anak Eropa ini menyimpulkan Oeroeg (dan mungkin maksudnya seperti anak-anak pribumi lainnya) seperti Danau Hitam - permukaannya dapat dilihat, tetapi tidak pada dasarnya-


2 comments:

Shanti mengatakan...

wuih, bisa dibeli di mana ni bukunya? mau dong

oncomdotcom mengatakan...

sate : katanya sih ada di gramed, tapi waktu itu mah gua beli di palasari

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...