Theme Preview Rss

Kala Iman Tergoyah

Sebelumnya ya teman-teman, tulisan ini dalam pengaruh kepala gua yang kadang-kadang suka berbau feminis, yeah mungkin kalian-kalian gak tau kalo gua sedikit (banyak kali) feminis (bahkan mungkin radikal hehe). Bagi kalian-kalian yang memuja patriarki, atau kalian tipe-tipe cewek yang mau saja di doktrin cowok-cowok, lebih baik get lost dan mulai lah selancar ke situs-situs patriarki. Yeah, menurut kata si orang yang penasaran sama gungek "klo lu suka, lu pantengin, klo lu ga suka, lu tau kan fungsi tanda silang di kolom atas???"

Olreeett, jadi begini ceritanya. Dimulai saat gue membaca bahwa seseorang telah berkata begini :

"Kalau orang tidak menyempatkan tafakur, dia akan selalu melakukan pembenaran, sok tau bahkan cenderung munafik"

Oke, gak usah penasan sama siapa yang berkata seperti itu, tapi penasaranlah sama sifatnya yang menyebalkan, yang menyebabkan ucapannya itu gak pernah di denger sama sang ratu biawak. Padahal mungkin kata-katanya bagus ya? itulah gua termasuk dalam daftar manusia Indonesia asli dimana imej dan pencitraan sangat berpengaruh.

Nah, seseorang ini berjenis kelamin laki-laki, alkisah sebelum menikah dengan istrinya doski dikisahkan orang yang sangat susah. Dan, ternyata Tuhan mengirimkan utusannya untuk membuat laki-laki ini senang, terangkat martabatnya, dsb. Siapakah utusan tersebut? ya jelas wanita yang jadi istrinya.

Kemudian berjalanlah waktu, berdua mereka mengarungi hidup, bersama-sama, bermitra, gotong royong membangun emporium. Dan keadaanpun sedikit demi sedikit membaik. Mereka dikarunia 15 orang anak. Sang istri walaupun mengurus anak berat, tapi kelihatan bahagia, dan tak pernah terpikirkan baginya dia harus berbagi kasih dengan wanita lain.

YAK!!tentu saja!!penyakit laki-laki kawan-kawan!! JIKA SEDANG SENANG MEREKA AKAN LUPA! ketika emporium mereka berdiri kokoh, sang laki-laki malah pergi dengan wanita lain, meminta ijin kepada istrinya untuk menikah lagi.

Sang istri ini bagai hancur lebur perasaannya. Mengintropeksi dirinya berkali-kali "apakah yang kurang dari saya?", tapi kemudian hal itu dilupakannya karena dia lebih memikirkan anak-anaknya yang 15 itu "Bagaimana dengan mereka?"

YUP, sampai segitu aja dulu ceritanya. Sekarang marilah kita tilik dari segi pandangan ratu biawak yang sedang menggebu-gebu ke-feminis-radikalnya.

WELL, this is social culture abuse kawan-kawan!!! cih! dan disinilah gua mengatakan bahwa wanita-wanita Nusantara mengalami kejahatan dari supremasi laki-laki. Tentu saja, ke-patriarki-an di negara kita ini berbeda dengan belahan dunia lainnya, sudah menyatu dengan budaya asli dan agama. No, gua tidak mengatakan agama tertentu itu seksis, tapi laki-laki selalu menggunakan berbagai cara untuk mempertahankan dominasinya termasuk dengan cara doktrin agama.

Sang wanita dalam kisah diatas selalu mempunyai 2 pilihan, iyuh hanya 2, padahal gua pengen lebih. Apakah pilihan itu?
  1. Cinta saya sudah habis, saya tidak cinta lagi padanya. Tapi saya mencintai anak-anak saya lebih dari apapun juga. Walaupun pada akhirnya saya harus berbagi, saya harus hidup dalam kebohongan, saya akan bertahan demi anak-anak saya. (kemudian sang laki-laki dari jauh tersenyum-senyum, "AHA!!untunglah saya memberi dia banyak anak, perempuan tidak akan pernah bisa melakukan apapun jika anak banyak. Beres kan? sangat mudah hidup di negara seperti ini, cukup doktrin dengan ucapan surga-neraka, segalanya beres. Nah, sekarang mari kita lakukan yang sama buat yang kedua..")
  2. Cinta saya sudah habis. Saya tidak bisa hidup dalam kebohongan. Saya tidak bisa munafik. Kata "ikhlas" tidak akan pernah ada seperti halnya kata "adil". Saya berhak bahagia, saya berhak berdiri sendiri dan mencari bahagia sendiri. (kemudian sang laki-laki dari jauh tersenyum-senyum. "Sanah pergi!toh saya tak butuh kamu lagi, semua sudah ditangan saya, kamu tidak akan bisa membesarkan anak-anakmu sendirian, saya akan membuat emporium baru dengan yang kedua. Kamu pun akan dinilai jelek oleh masyarakat bukan? sebagai wanita yang tidak sabar, tidak berbakti, dsb. Saya? tentu saja tidak. Orang-orang selalu meletakkan kesalahan-kesalahan pada wanita. Ah enak sekali hidup dinegara seperti ini..")
Nah..itulah 2 pilihan yang legal dan diperbolehkan untuk wanita melakukannya. Padahal gua berharap ada pilihan ke-tiga, ke-empat, ke-lima :

3. Saya akan menembak kelaminnya, karena wanita diperbolehkan mengkebiri suaminya jika dalam keadaan seperti ini.
4. Saya akan memukul kepalanya dengan martil jika dia pulang tidak membawa uang banyak, karena wanita diperbolehkan melakukan kekerasan fisik kepada suaminya jika dalam keadaan seperti ini.
5. Saya akan menyumpah-serapahi dia setiap hari, karena wanita boleh melakukan kekerasan batin jika dalam keadaan seperti ini.

Sayangnya pilihan tersebut hanyalah lamunan belaka sang ratu biawak yang sedang menggebu-gebu..euh...

Parahnya lagi ternyata keadaan dominasi laki-laki ini didukung oleh sikap perempuan itu sendiri dalam menyikapi sesamanya. Sebagai contoh, jika ada perempuan tetangga sebelah yang lakinya senang selingkuh, ibu-ibu yang ceritanya "belum diselingkuhi" (setidaknya sepengetahuannya) pasti akan menyalahkan si perempuan, "Itu sih makanya kalau jadi perempuan harus bisa jaga laki, harus bisa buat laki senang, nah jadi aja gitu". Padahal dalam kasus si istri seseorang diatas, apa yang kurang coba dari dia? cantik iya, baik udah pasti, nurut iyoh, itu kan berarti laki-lakinya yang harusnya mengalami diomong-omongin. Sungguh kejam ya. Ayo dong wanita-wanita, sing kompak!! jangan begitu!

Ratu biawak juga melihat sikap yang sama dari perempuan ketika menanggapi kasus Ariel Peterporn. Selalu perempuan yang jadi victim dan yang mengalami beban sosial. Sang laki-laki? wuihhhh..melengos asoy aja bukan???

Balik lagi ke kasus seseorang yang menyebalkan. Sungguh gua sangat hormat, angkat topi sama sang istri pertama. Ketika susah, sang istri mengerahkan segala upayanya untuk support sang suami, bahkan sambil mengurus 15 anaknya. LUAR BIASA!! ketika sedang senang, tak mengharap apa-apa kecuali tetap bersama dengan sang suami. Tapi, apa yang diberikan? justru beban baru. Ketika keadaannya susah lagi, sang istri tetap maju untuk support keluarga, buat anak-anaknya, bahkan buat istri kedua dan anak dari istri kedua juga. Dia tetap memikirkan masa depan anaknya, tidak pernah egois untuk mencari kebahagiaan sendiri. How come???? hebat ya..sang suami??? iyuhh..mana ada mikirin anak!! padahal kan tanpa sepengetahuan dia anak-anak juga cemburu, sakit hati, luluh lantak. Yoi, anak-anak korban paling menderita ya, karna mereka gak bisa ngapa-ngapain bahkan meluapkan perasaan kecewanya saja gak bisa. Sang suami penyebab chaos ini tentu saja terus melengos santai...


So, ketika sang orang suci tersebut mengeluarkan pernyataan "Kalau orang tidak menyempatkan tafakur, dia akan selalu melakukan pembenaran, sok tau bahkan cenderung munafik" gua langsung teriak-teriak..."WHAT THE HELL????? you mean tafakur itu kawin lagi??" dan teriak-teriak juga buat orang yang nulis status itu "Orang suci SEMPET JATUH??? hellowwww..kapankah dia berdiri? dia ga pernah berdiri, jadi gak pernah jatuh!! yang jatuh bangun tuh istrinya!!"

Well, kesannya gue sok tau bener, padahal kehidupan pernikahan itu sangatlah kompleks, dan gue belum menikah. Gua hanyalah penonton yang melihat dari luarnya saja. SO, MAAFKAN YA TEMAN-TEMAN kalau sekiranya postingan kali ini ada yang sedikit sakit hati. Tapi beneran deh, ini karna memang feminis gua sedang kambuh,
ini bagaikan kentut! kalo ga dikeluarin jadi penyakit..gua menulis ini juga karna gak bisa tidur mikirin hal gak penting beginian, gila kan? jadi daripada gua gak tidur-tidur mending gua keluarin aja yuuukk... gua keeeesssseeeelll karna belakangan ini banyak kasus serupa ditambah ada embel-embel agama. Ah, gua tidak bodoh yeeee..janganlah kalian mendoktrin kami dengan embel-embel agama, HUH!

Dan, pada akhirnya postingan ini hanya melahirkan mimpi-mimpi dari ratu biawak, yang mana mungkin ada yang beneran mimpi ada juga yang bisa dikejar :

1. Bermimpi untuk bisa menjadi seseorang yang sangat berkuasa sehingga pilihan-pilihan ketiga, keempat, kelima seperti yang disebutkan diatas bisa menjadi kenyataan, bisa dijadikan UU buat di Indonesia sebagai pembalasan kejahatan fisik dan batin laki-laki terhadap perempuan beratusratus abad yang lalu.

2. Bermimpi untuk bisa merombak social culture yang menurut gua jelek seperti selalu meletakkan kesalahan-kesalahan pada perempuan, Mendoktrin masyarakat bahwa keperjakaan laki-laki juga sama pentingnya dengan keperawanan wanita seperti telah disinggung dalam postingan sebelumnya. Sehingga laki-laki di penjuru tanah air punya sertifikat keperjakaan.

3. Bermimpi untuk mempelajari lebih lanjut tentang kata-kata atau dalil-dalil yang terkesan seksis, karena gua yakin itu hanyalah upaya dari laki-laki demi mempertahankan supremasi laki-laki. Dan pada akhirnya gua balikin tuh kata-kata atau dalil-dalil tersebut (yang mungkin diucapkan oleh pemuka agama senang poligami) ampe mulutnya merepet, mengkerut, cuh cuh cuh...

4. Bermimpi untuk melanjutkan studi dengan majority gender studies di Eropa..ini sih gak nyambung yak???

Dan, akhirnya..................postingan ini ditutup dengan ketenangan batin seorang ratu biawak. AAAHHH kentut telah dikeluarkan!!!!

1 comments:

Nuran Wibisono mengatakan...

feminism?

dari semua ism-ism yang pernah aku tahu, kayaknya feminism itu yang paling lucu nun gak relevan (apalagi di jaman sekarang :p)

just drop by and say hi :D

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...